1 April 2016

Kenali GERD Sedini Mungkin

Belum ada angka yang pasti mengenai jumlah penderita GERD (gastroesophageal reflux disease) di Indonesia. Namun yang jelas,ganggung kesehatan ini dapat mengakibatkan kanker kerongkongan jika tak ditangani secara tepat dan optimal.Ditambah lagi, belum banyak orang Indonesia yang mengetahui GERD. 

Banyak yang mengira bahwa penyakit yang berkaitan dengan asam lambung ini merupakan dispepsia atau maag. Perlu diingat juga bahwa gangguan kesehatan ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. 

Gastroesophageal berasal dari kata gastro yang berarti lambung dan esophageal yang mengacu pada kerongkongan. Sementara itu, refulux berarti aliran balik, sedangkan disease berarti penyakit.Jadi,dapat diartikan secara lengkap bahwa GERD merupakan penyakit yang membuat penderitanya mengalami kondisi kembalinya isi lambung ke kerongkongan. 

 Aliran balik asam lambung ke kerongkongan tidak hanya menjadi pemicu sindrom GERD , terapi dapat menyebabkan luka pada kerongkongan atau esophagitis. Air balik isi lambung juga dilaporkan bisa menyebabkan atypical syndrome seperti asthama reflus) yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan sulit diobati.

 Antara lambung dan kerongkongan terdapat katup yang disebut LES (Lower Esophageal Sphineter). Katup ini akan menutup untuk mencegah makanan dan asam lambung balik ke kerongkongan esophagus ,setelah makanan masuk ke lambung.Bila katub itu lemah, isi atau asam lambung akan mengalir kembai ke kerongkongan.Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di ulu hati, rasa pahit atau kecut di kerongkongan, nyeri dada (chest pain), dada rasa terbakar (hearthburn), batu kronik, rasa sesak, dan suara sesak. 

Nyeri dada, dada rasa terbakar (heartburn) adalah gejala yang umum pada (GERD yang sering disalah artikan dengan penyakit jantung atau serangan jantung.Perbedaanya adalah nyeri dada karena jantung akan memberat dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat.Sedangkan, nyeri dada karena GERD tidak dipengarhui oleh aktivitas dan belum tentu membaik meski pun sudah beristirahat.

 Rasa terbakar ,tertekan dan nyeri dada karena GERD dapat berlangsung sampai beberapa jam yang makin memberat setelah makan atau berbarik.Kebanyakan akan merasa keluhan berkurang bila berdiri tegak atau meminum obat golongan yang menurunkan asam lambung.Ada kalanya GERD memberikan gejala hanya mual atu sering bersendawa disertai nyeri sertip terbakar. 

GERD dapat menimbulkan komplikasi seperti esophagitis akibat banyaknya asam lambung di esophagus atau kerongkongan, yang dapat memicu pendarahan atau luka.Selain itu dapat pula penebalan di esophagus yang menyebabkan penyempitan.Sejumlah penderita GERD berkembang menjadi Barret's esophagus, yaitu melebarnya kerusakan esophagus.KEadaan ini didudga merupakan precursor keganasan atau kanker esophageal. 

Penyebab: 

Pemicu GERD dapat berasal dari faktor mekanik,anatomi tubuh,dan psikis.Faktor mekanik berasal dari pola makan yang tidak teratur,jenis makanan yang dikonsumsi, alkohol,rokok,obesitas, dan jenis obat tertentu. 

Sementara faktor anatomi tubuh,yaitu adanya masalah atau kelainan pada katup penghubung antara lambung dan kerongkongan.Faktor psikis seperti stres berlebih ternyata juga dapat memicu GERD 

Pengobatan :

Agar terhindar dari GERD atau menyembuhkan diri dari gangguan kesehatan ini salah satu kunci terpentingnya adalah mengatur pola hidup dan jenis makanan-minuman yang dikonsumsi. Tujuannya menurunkan refluks dan mengurangi kerusakan yang timbul karena refluks asam lambung. 

PEnderta GERD dianjurkan menghindari makanan miniman seperti cokelat,kopi kadar lemak tinggi,soda, alkohol,buah yang dapat mengiritasi seperti lemon,jeruk atau makanan terlalu pedas, kecut dan merica yang berlebihan.BErhati-hati juga dalam mengonsumsi obat-obatan antiinflamasi seperti aspirin dan ibuprofen. Mengurangi porsi makan dengan kata lain makan sedikit dan lebih sering.Tidak membiarkan lambung kosong selama 4-5 jam.Waktu makan malam tidak berdekatan dengan waktu tidur.Sebaiknya waktu makan malam dengan waktu tidur berjarak lebih dari 2-3 jam. Kemudian menurunkan berat badan bagi yang orang yang obesitas, posisi kepala lebih tinggi dari pada perut atau lambung pada saat tidur terbukti dapat mengurangi gejala atau gangguan GERD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...