3 Mei 2015

MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY

Slogan "Money is yours but resources belong to the society"  berasal dari sebuah cerita nyata dari seorang warga Indonesia yang sedang berkunjung ke German.  German, adalah sebuah negera industri terkemuka. Di negara itu banyak yang mengira warganya hidup dengan foya-foya.

Ketika dia tiba di Hamburg bersama rekan2nya masuk ke restoran. Mereka melihat banyak meja kosong. Ada satu meja dimana sepasang anak muda sedang makan.  Di meja itu hanya terdapat 2 priing makanan dan 2 kaleng minuman.  Mereka bertanya dalam hati apa si pemuda tidak punya uang atau dia seorang yang kikir karena hanya membeli sedikit makanan.

Lalu, ada beberapa wanita tua yang ketika makanan dihidangkan jumlah piring dan gelas sama dengan jumlah orangnya. Warga Indonesia itu memesan banyak makanan karena sangat lapar.  Hasilnya dapat ditebak, sisa makanan begitu banyak.  Ketika mereka hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang ada di meja sebelah menghampiri mereka.

Dia merasa tidak senang dan menegurnya karena memubazirkan makanan.  Salah seorang temannya mengatakan bahwa makanan itu telah mereka bayar, jadi wanita itu tak berhak mengurusi dan tidak ada hubungannya dengan dia.

Wanita tua itu menelpon seseorang dan tak lama kemudian datang seorang petugas dari Sekuritas Sosial dan mendenda mereka sebesar 50 euro (kira-kira Rp.750,000).  Mereka semuanya terdiam dan tak percaya. Lalu petugas itu berkata dengan yang galak:  "PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN. UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORANG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN , KALIAN TIDAK PUNYA ALSAN UNTUK MENSIA-SIAKAN SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT."

Pesan moralnya:  "MONEY IS YOURS BUAT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.

Mari kita semua mengurangi pemubaziran jika anda masih merasa jauh lebih baik dari warga Jerman.

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...