1 Mei 2016

Lebih Erat di Bulan Suci

www.inatanaya.com

Menurut Yuhyina Maisura, MA., dari Yayasan Kita dan Buah Hati, kelekatan  (Lebih erat) yang dibentuk saat makan bersama di luar waktu puasa tentunya jauh berbeda dengan bonding kala bulan puasa. "Waktu makannya berbeda. Energi anak saat sahur dan berbuka sangat berbeda dengan waktu makan utama di luar bulan puasa, yaitu pagi, siang, malam. Ketika sahur, anak sedang mengantuk, sedangkan di luar waktu uasa yaitu saat sarapan kondisi anak sudah siap makan. Pun saat berbuka, dimana energi anak sudah habis terkuras tidak makan dan minum lebih dari 12 jam."

Perbedaan lainnya di luar bulan puasa, pada umumnya seringkali keluarga tak sempat makan bersama lantaran terburu-buru dengan aktivitas yang berbeda-beda. Sedangkan di bulan puasa, hampir semua anggota keluarga bisa makan sahur bersama. Selain itu, tak sedikit kantor-kantor yang mengizinkan karyawan untuk pulang lebih awal dari jam kerja biasanya agar bisa berbuka di rumah bersama keluarga. 

"Jadi, karena kuantiatasnya bertambah, kaulitas otomatis bertambah pula. Pasalnya tidak akan ada quality time tanpa quantity time. Kualitas bonding lebih terasa karena makan bersama, yaitu saat sahur dan buka lebih intensif. Bagi anak-anak, saat bulan puasa, momen sahur dan berbuka menjadi momen yang penting. Makan bonding akan leibh kuat terjadi pada waktu makan itu." Ada sense of sipiritual yang bisa dirasakan di bulan Ramadan yang tak bisa dirasakan di luar bulan puasa. Lebih baik lagi kalau keberamaan ini, diperluas ke orang sekitar yang membutuhkan. "Misal, tiap habis masak untuk berbuka, anak-anak diminta menyiapkan 3-5 bungkus nasi dan lauk untuk diberikan kepada tukang becak,pengemis,pemulung dan orang miskin lainnya. Anak akan merasakan manfaat kebersamaan melampui batas lingkungan keluarga."" Kegiatan yang bisa dilakukan untuk menajlin bonding selama bulan Ramadan? 

Kisah Inspiratif sebelum berbuka: 

Sediakan waktu bersama sesaat sebelum berbuka untuk bercerita tentang kisah-kisah inspiratif Islami,khususnya seputar lapar, puasa,haus dan lain-lain. Banyak sekali kisah yang bisa dikupas bersama, misalnya cerita tentang seroang ibu di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab yang memasak batu agar anaknya mengira sang ibu memasak sesuatu untuknya. Umar mendengar hal itu lalu membawa gandung dan memasakan untuk keluarga tersebut.

 Kaya Pengalaman Lewat Kegiatan Belanja


 Aktivitas belanja bersama biasanya menyenangkan.Urutan "pergi berbelanja" bisa panjang dan kaya pengalaman dimulai dengan mengecek bahan makanan apa yang sudah habis dan harus dibeli. Pertimbangkan jumlahnya, buat daftarnya, tentukan pergi ke pasar yang mana. Sesampai di pasar, anak bisa membantu mencari bahan yang ada di daftar.Untuk anak SD kelas 5-6 bisa diajak membuat bujet, jumlah uang sekian untuk membeli sekian banyak. Ia juga bisa diajarkan membandingkan harga,kualitas, dan kuantitas. 

Bereksperimen di Dapur 


Libatkan anak untuk membuat hal-hal sederhana di dapur yang tidak menghabiskan banyak energi, dan tidak membahayakan. Misal, mengolah agar-agar, memarut keju atau mengaduk adonan kue kering favoritnya untuk Lebaran. Mellaui proes ini, anak banyak belajar dan menstimulasi semua inderanya. Dia bisa mengenal bahan makanan, memdakan harumnya bawang putih yang ditumis dengan bau lada hitama yang bisa membuatnya bersin, mendengar kerasnya bunyi blender atau mixer sesuai dengan tingkatan kehalusan dan kecepatannya. 

Pengetahuan di Meja Makan 


Bila anak lebih dari satu, kegiatan membereskan meja sesuai makan bisa menjadi hal yang menyenangkan.Abang mencuci piring, kakak membersihkan meja dari tumpahan makanan, dan adik memasukkan kembali sisa makanan ke lemari es. masing-masing diberi tugas esuai dengan usia,ketrampilan motorik, dan kemampuan tubuhnya. "Yang jelas dari kerja sama tersebut bisa muncul bonding dengan keadaan hati menyenangkan, apalagi perut sudah kenyang."

 Belajar Bersyukur yang Mendalam 


Usai makan dan minum, entah itu ketika berbuka,sahur, atau di luar bulan puasa, harus berujung dengan hal yang sama, yaitu syukur. "Syukur atas makanan, uang yang memampukan kita membeli makanan, mulut yang bisa merasakan makanan, perut yang bisa mengolah makanan bahkan proses pembuangan yang bisa mengeluarkan si makanan."" Syukur dapat dilihat dari ketaatan.Taat kepada orangtua tanda syukur kepada Allah tidak dijadikan yatim piatu, taat beribadah tanda bersyukur diberi kesehatan fisik dan jiwa. Syukur tampak pada perilaku, syukur atas tubuh yang sempurna, adalah menjaganya dengan makan tepat waktu,mandi,tidur serta hanya melihat, berkata, dan melakukan hal-hal yang baik.

Sumber referensi:   Klub Nova Sambut Ramadan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...